Jumat, 07 Maret 2008

catatan akhir tahun


KADO” APA YANG KITA PERSIAPKAN BUAT MEREKA"

(Sebuah catatan kecil menyambut kedatangan teman-teman baru KSW)

Oleh: Zaenal Ariefien*

Saat Halal bi Halal KSW beberapa waktu lalu, penulis mendengar celetukan salah seorang anggota KSW: “eh...mana sih, kok nggak ada anak baru yang datang?” Memang saat ini para mahasiswa baru seharusnya sudah berdatangan seperti pada tahun-tahun sebelumnya, tapi entah kenapa sampai sekarang “wajah-wajah lugu penuh semangat” itu masih jarang kita temui. Usut demi usut ternyata keterlambatan mereka tahun ini (termasuk KSW sendiri) karena visa yang belum turun sampai hari ini. Informasi yang penulis terima dari Indonesia bahwa visa itu nantinya akan turun secara bersamaan, sehingga berpengaruh pada transportasi, karena secara otomatis mereka akan saling berebut tiket pesawat. Padahal kita tahu, maskapai penerbangan dari Indonesia ke Kairo tidak sebanyak Tramco jurusan Asyir-Sabi’ apalagi seramai metro jurusan Ramses-Hilwan. Jadi prediksinya, mereka baru bisa datang paling cepat pertengahan bulan November atau bisa jadi molor lagi hingga bulan Desember. Bisa dibayangkan seandainya akhir November ini mereka belum juga datang atau mereka baru akan datang bulan Desember.“Aduh kasihan sekali” setidaknya kalimat itu atau mungkin komentar yang senada dengan itu yang akan terucap. Jika memang begitu kenyataannya, berarti mereka hanya punya waktu persiapan satu bulan atau paling banyak satu setengah bulan guna menghadapi pertempuran sengit yang bernama “imtihan term I”. Waktu sependek itu belum lagi untuk ijroat-ijroat ala Al-Azhar yang sudah barang tentu melelahkan dan menguras banyak stamina. Padahal mereka secara psikologi baru belajar beradaptasi setelah mengalami “shock culture” setibanya di Mesir ini.

Di sini penulis tidak akan membahas panjang lebar tentang apa kendala sehingga visa terlambat turun. Juga bagaimana kita mengantisipasi masalah ini dalam konteks kemasisiran yang luas. Karena kita memiliki PPMI (dengan KPP MABA-nya) yang berwenang untuk membahas masalah itu. Di sini penulis hanya akan mencoba mengerucutkan permasalah ini dalam konteks keluarga kita (KSW). Merupakan tugas keluarga untuk mengayomi dan membuat anggota keluarganya nyaman. Apalagi jika keluarga tersebut akan kedatangan anggota baru, tentu mereka akan sibuk mempersiapkan segalanya dengan serius. Sama halnya dengan KSW sebagai kekeluargaan terbesar saat ini yang menaungi semua mahasiswa yang berasal dari Jawa-Tengah, Jogjakarta, bahkan mahasiswa lain di luar wilayah tersebut. Sudah seharusnya KSW membuat persiapan yang matang. Memantau perkembangan anggota-anggotanya yang akan datang dan bergabung menjadi keluarga baru kita. Persoalan keterlambatan kedatangan mereka seharusnya juga menjadi perhatian khusus DP KSW. Pasalnya, jika sudah jelas-jelas mereka akan datang terlambat tentu saja mereka akan menghadapi setumpuk kendala. Memang sudah lazim jika KSW setiap tahunnya selalu kebanjiran anggota baru. Tahun ini saja jumlah CAMABA yang berasal dari kekeluargaan KSW berjumlah 67 orang dengan perinciaan 32 dari DEPAG dan sisanya dari non DEPAG (sumber: KPP MABA 2007). Tentu saja jumlah ini sangat signifikan mengingat seluruh total CAMABA tahun ini hanya sekitar 350-an orang (baca: menurun drastis dari tahun kemarin).

LPEPM yang merupakan acara rutin tahunan KSW yang dikhususkan sebagai “kado” bagi anggota baru pun sampai detik ini belum dipersiapkan secara matang. Padahal ini merupakan masalah serius yang membutuhkan penanganan sejak dini. Sampai penulis membuat tulisan ini belum ada tindakan lebih lanjut mengenai LPEPM. Bahkan meeting perdana pun belum dilaksanakan sampai hari ini. Terkesan ditunda-tunda, padahal kita (Dept. Kederisasi) sudah sejak lama mendesak agar dibahas secepatnya. Bahkan, panitia pun sudah kami bentuk jauh-jauh hari sebelumnya. Sekedar mengingatkan saja (jika memang pada lupa) bukankah tahun ini kita akan merubah konsep LPEPM sehingga lebih efektif dan mengena dibanding tahun-tahun sebelumnya? Padahal perubahan konsep LPEPM ini juga sudah pernah penulis ajukan saat RPA kemarin dan telah disetujui oleh MPA menjadi rekomendasi?. Salah satu yang perlu dirubah adalah konsep tentang pemberian hak secara penuh kepada marhalah untuk menyusun AD/ART sendiri. Pasalnya jika ini terjadi, maka mereka hanya akan disibukkan dengan AD/ART sehingga program-program yang telah disepakati tidak kongrit. Dan ini sangat penulis rasakan pada IZDIHAR (Marhalah angkatan 2006-2007). Tentunya kita tidak berharap hal seperti ini terulang kembali. Oleh karena itu perlu kita sadari bersama bahwa konsep dan format LPEPM ini bersifat mendesak dan sangat berpengaruh pada adik-adik baru kita. Bukankah orientasi kekeluargaan adalah orientasi pertama yang bakal diikuti adik-adik baru kita nantinya, sebelum orientasi PPMI (baca: ORMABA), orientasi senat dan orientasi afiliatif yang baru akan dilaksanakan pasca ujian termin I.

Kembali kepada konsep LPEPM di atas, penulis rasa sangat penting sekali agenda ini menjadi perhatian khusus DP KSW, MPA, bahkan kalau memungkinkan penasehat KSW pun diajak duduk bersama untuk membicarakannya, sehingga kita bisa mencari konsep yang pas dan sesuai. Karena bagaimanapun LPEPM adalah kesan pertama yang akan diberikan KSW kepada adik-adik baru kita, kalau kesan pertama begitu “menggoda”, maka mereka akan memiliki sense of belonging terhadap KSW. Sehingga diharapkan tidak ditemukan lagi orang-orang KSW yang berpotensi tapi memilih “besar” di luar KSW. Bahkan yang menyedihkan lagi sulit sekali mencari orang yang rela menjadi pengurus atau sekedar dijadikan panitia pada acara-acara KSW sendiri. Sekali lagi mari kita pikirkan bersama bagaimana membuat konsep LPEPM yang sempurna sekaligus follow up-nya juga. Karena adik-adik baru ini adalah tanggung jawab kita bersama, kita harus memikirkan bagaimana mereka merasa nyaman, terbantu, dan mari kita arahkan mereka untuk sukses dan menjadi yang terbaik. Tentunya kesuksesan dan kebaikan dalam bentuk yang luas “sholeh pribadi dan peka sosial”. Buat rekan-rekan KSW terutama DP KSW nya dan terkhusus ketua I yang membawahi secara langsung departemen kaderisasi, kita belum terlambat untuk kembali memikirkan “kado” istimewa apa yang akan kita berikan buat adik-adik baru kita. Asalkan mulai sekarang kita tidak menunda-nunda lagi, karena menunda-nunda dengan alasan apapun termasuk alasan “...kan anak anak baru datangnya masih lama” benar-benar alasan yang sama sekali tidak bijaksana.

* Koordinator Departemen Kaderisasi KSW 2007-2008


Tidak ada komentar: